Aceh Tenggara di terjang bandang pada Rabu (14/11) sekitar pukul 21.30 WIB. Banjir bandang menghantam sejumlah desa dikawasan kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Meski tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun sejumlah infrastruktur di kawasan tersebut rusak parah
Infrastruktur yang rusak parah adalah jembatan berkonstruksi lantai kayu dan badan jalan sepanjang 1,5 kilometer. Jembatan dan jalan yang rusak terjadi di desa Batu Hamparan, yang merupakan desa yang paling parah mengalami dampak banjir dibandingkan dengan desa-desa tetangganya antara lain Desa Kubu dan Desa Lawe Kongker Hilir.
Banjir bandang ini terjadi akibat terjadinya hujan berhari-hari di daerah tersebut. Sungai Lawe Kongker tiba-tiba meluap. Arusnya yang deras membawa bebatuan, pepohonan, lumpur, kayu kering, sehingga Desa Hamparan dipenuhi oleh puing-puing banjir bandang.
Rusaknya jalan 1,5 km jalan mengakibatkan warga sulit melintas di kawasan tersebut. Sedangkan di Desa Lawe Kubu dan Desa Lawe Hongker Hilir ratusan rumah terendam lumpur dan jalan sepanjang 1 km yang menghubungkan Desa Kubu- Desa Lawe juga terendam lumpur.
Melihat kejadian ini kepala Desa Batu Hamparan, Rabudin mengharapkan fasilitas publik agar segera diperbaiki oleh pemkab setempat guna memudahkan warga beraktifitas dan mendapatkan air bersih.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agara dicap lamban oleh Bukhari selaku anggota DPRK Agara. "Saya sangat kecewa kepada BPBD Agara, karena sangat lamban dalam bekerja. Saya minta kepada Bupati Agara untuk segera mengevaluasi kinerja mereka, karena tidak siap turun langsung ke lapangan ketika musibah datang menimpa warga," ujar Bukhari Selian dengan nada kesal.
Sedangkan Kepala BPBD Agara, Radjadun yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa beliau baru saja pulang dari Batam. Jadi belum mungkin turun langsung ke lokasi kejadian. Begitupun dia akan memerintahkan anak buahnya pada hari Jumat (16/11) ini ke lokasi musibah untuk mendata dampak banjir yang mengakibatkan infrastruktur dan rumah warga rusak.
Infrastruktur yang rusak parah adalah jembatan berkonstruksi lantai kayu dan badan jalan sepanjang 1,5 kilometer. Jembatan dan jalan yang rusak terjadi di desa Batu Hamparan, yang merupakan desa yang paling parah mengalami dampak banjir dibandingkan dengan desa-desa tetangganya antara lain Desa Kubu dan Desa Lawe Kongker Hilir.
Banjir bandang ini terjadi akibat terjadinya hujan berhari-hari di daerah tersebut. Sungai Lawe Kongker tiba-tiba meluap. Arusnya yang deras membawa bebatuan, pepohonan, lumpur, kayu kering, sehingga Desa Hamparan dipenuhi oleh puing-puing banjir bandang.
Rusaknya jalan 1,5 km jalan mengakibatkan warga sulit melintas di kawasan tersebut. Sedangkan di Desa Lawe Kubu dan Desa Lawe Hongker Hilir ratusan rumah terendam lumpur dan jalan sepanjang 1 km yang menghubungkan Desa Kubu- Desa Lawe juga terendam lumpur.
Melihat kejadian ini kepala Desa Batu Hamparan, Rabudin mengharapkan fasilitas publik agar segera diperbaiki oleh pemkab setempat guna memudahkan warga beraktifitas dan mendapatkan air bersih.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agara dicap lamban oleh Bukhari selaku anggota DPRK Agara. "Saya sangat kecewa kepada BPBD Agara, karena sangat lamban dalam bekerja. Saya minta kepada Bupati Agara untuk segera mengevaluasi kinerja mereka, karena tidak siap turun langsung ke lapangan ketika musibah datang menimpa warga," ujar Bukhari Selian dengan nada kesal.
Sedangkan Kepala BPBD Agara, Radjadun yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa beliau baru saja pulang dari Batam. Jadi belum mungkin turun langsung ke lokasi kejadian. Begitupun dia akan memerintahkan anak buahnya pada hari Jumat (16/11) ini ke lokasi musibah untuk mendata dampak banjir yang mengakibatkan infrastruktur dan rumah warga rusak.
0 comments:
Post a Comment